Rabu, 11 Juni 2008

Rabu, 23 April 2008

PERAN PUBLIC RELATION DALAM ERA GLOBALISASI PDF Cetak E-mail
Ditulis oleh Siu-elha

Profesi PR (Public Relation) memang tidak dapat menghasilkan suatu prodak yang dapat diukur, Anggapan demikian akan dapat diluruskan bila suatu saat perusahaan atau institusi mengalami krisis manajemen, maka fungsi dan kerja PR barulah dapat diukur.


Dalam menghadapi era globalisasi dimana situasi dan kondisi yang penuh tantangan, PR akan menghadapi tugas yang cukup berat. Kemampuan mereka dalam berkomunikasi sangat menentukan opini publik terhadap perusahaan atau institusi yang diwakilinya.


Prinsip komunikasi dua arah merupakan tuntutan seorang PR agar dapat memberitahu atau dapat mengubah sikap, pendapat, perilaku tertentu perorangan/kelompok agar sesuai dengan tujuan institusi yang diwakilinya. Dengan kata lain dapat berkomunikasi se-efektif mungkin untuk menciptakan saling pengertian. Secara internal aktivitas PR adalah menciptakan Mutuall Understanding antara bawahan dan atasan, sedangkan secara eksternall antara perusahaan dengan masyarakat (konsumen/publik). Secara umum, seorang PR tidaklah perlu mempunyai keahlian akademis, namun perlu untuk memiliki atribut sbb, :


1. Kemampuan berkomunikasi.

2. Kemampuan berorganisasi.

3. Kemampuan untuk dapat bergaul dengan banyak orang.

4. mempunyai integritas diri.

5. mempunyai imajinasi/kreatif

6. Niat untuk mengembangkan wawasan.


Mengingat tugas PR menuntut adanya hubungan baik, maka peran media sangat membantu kepanjangan tangan PR. Dan adalah kesalahan fatal bagi PR bila dalam menghadapai krisis manajemen, misalnya : pemogokan, krisis keuangan, dsb. kemudian PR menutup saluran informasi dan komunikasinya dengan pihak pers. Padahal dalam situasi krisis inilah kemampuan PR untuk berkomunikasi secara obyektif yang mempunyai nilai publisitas positif terujii dalam menghadapi pers. Sehingga melalui krisis tersebut masyarakat justru dapat memiliki opini positif terhadap perusahaan yang diwakili.


Seperti kita amati saat ini bahwa dalam menjalankan suatu usaha, orientasii kita tidak hanya pada keuangan semata-mata, namun faktor-faktor sosiall perlu juga sebagai pertimbangan. Semisal’ pencemaran limbah perusahaan dapat menimbulkan dampak bagi masyarakat, dengan demikian seberapa jauh tanggung jawab sosial perusahaan dalam menghadapi “krisis” tersebut menciptakan opini tersendiri di mata masyarakat.


Merupakan tantangan profesi bagi PR untuk mampu memprediksi dan secara proaktif dalam menghadapi dan mengantisipasi masalah eksternal yang berhubungan dengan sesuatu yang serius/gawat agar melalui krisis tersebut tercipta suatu citra positif institusi/perusahaan. Justru pada saat terjadi suatu krisis akan memaksa pihak manajemen untuk berpikir positif, kreatif dan inovatif sehingga dapat menemukan cara-cara atau sistem baru untuk memperbaiki manajemen. Dalam krisis tersebut tim pengendali krisis tidak hanya berupaya keluar dari suatu krisis tetapi justru memanfaatkan krisis dan pertentangan itu sebagai manajemen yang kreatif serta siap menghadapi krisis-krisis yang akan muncul kemudian.


Tindakan pencegahan merupakan upaya yang paling tepat mengatasi krisis yang terjadi. Strategi untuk pencegahan timbulnya suatu krisis merupakan salah satu fungsi PR yang cukup penting selain untuk mempertahankan kepercayaan dan citra enstitusi dari publik. Salah satu solusi untuk usaha pencegahan tersebut dapat dibentuk satu Tim Manajemen Krisis, sehingga bila krisis melanda maka tim terseubt segera melakukan langkah-langkah :


- Tindakan Preventif (Pencegahan)

- Tindakan Kuratif ( Identifikasi)

- Tindakan Recovery (Pemulihan citra)


Public Relation Manajemen meliputi :


1. Planning

Membuat perencanaan kerja dalam setahun dengan mengacu pada kondisi masa lalu yang disesuaikan dengan kondisi ke depan. Perencanaan tersebut hendaknya disusun menurut jangka pendek, menengah dan jangka panjang. Dalam pembuatan perencanaan, PR perlu membina kerja tim yang baik dengan bagian-bagian yang lain, agar realisasi pencapaian hasil akhir tidak jauh dari perencanaan yang dibuat.


2. Budgeting

PR hendaknya dapat menentukan besarnya budget yang dibutuhkan bagi keberhasilan kerjanya. Namun budget tersebut nantinya tidak merupakan “cost’ tetapi justru merupakan investasi yang akan dapat diperhitungkan profit yang dicapai melalui evaluasi. Profit tersebut tidak selalu berupa materi namun dapat juga diukur melalui publik opini yang positif seperti tujuan dari perusahaan.


3. Acting

Melaksanakan rencana kerja dengan mengacu kepada target market yang dituju, sekaligus memilih media yang sesuai dengan target market. Hal tersebut dapat direalisasikan melalui beberapa cara :


· Media cetak/Elektronik / Visual

· Exhibition

· Brosur

· Seminar/Talk Show

· Dll.


4. Evaluating

Membiasakan mempelajari respon dari setiap aktivitas yang telah dilakukan. Sehingga kita dapat mengukur sejauh mana kekuatan, kelemahan, hambatan serta peluang yang harus dihadapi oleh institusi.

Dari uraian di atas, seberapa pentingnya kedudukan PR dalam menghadapi era globalisasi tergantung seberapa jauh visi manajemen dalam mengantisipasi keadaan perusahaan. Secanggaih apapun sistem manajemen tetap akan memiliki celah-celah yang akan dapat mengakibatkan krisis. Karena itulah prinsip pencegahan jauh lebih baik dibandingkan dengan perbaikan. (Disarikan dari Seminar di Hotel Shangri-La oleh Indayati Oetomo JRP)

Curriculum Vitae

Name : Elvina Meilany

Place, born of birth : Jakarta, 31 Mei 1988

Age : 19 years old

Marital status : Single

Sex : Female

hobby : reading book N Novel

address : Jl. kalimantan C4 No. 297 Rt.04 Rw.06
Jati Asih Indah